Ciptakan Kedamaian dalam Dinamika Sosial dan Pilkada 2024, Anda Dewasa!
Patroli Personil Polres Sinjai beberapa waktu lalu, Oktober di Alun -Alun Sinjai, (foto :sniperjurnali.com) |
SUDUT PANDANG --Fenomena kata "gaduh" sering kali muncul dalam diskusi publik meskipun kondisi masyarakat tetap sejuk dan stabil. Istilah ini, yang diasosiasikan dengan keributan, seringkali menjadi perhatian ketika isu-isu tertentu diangkat di media sosial. Seringkali, persepsi masyarakat dipengaruhi oleh narasi yang berkembang, menciptakan kesan adanya ketegangan yang tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. Hal ini mengajak kita untuk memahami bahwa suara yang dianggap "gaduh" tidak selalu menunjukkan realitas sosial yang bergejolak; masyarakat sering kali mampu mengelola perbedaan pendapat dengan dialog yang konstruktif.
Dalam konteks ini, Pilkada 2024 akan menjadi momen penting bagi masyarakat untuk mengekspresikan hak suara mereka. Namun, keberhasilan pemilihan ini tidak hanya bergantung pada partisipasi pemilih, tetapi juga pada peran aktif pemerintah di semua tingkatan. Pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten/kota memiliki tanggung jawab untuk menciptakan Pilkada yang damai. Sosialisasi tentang pentingnya hak suara dan prosedur pemilihan menjadi langkah awal yang krusial. Selain itu, pengawasan transparan dan penyediaan infrastruktur pemungutan suara yang memadai sangat diperlukan.
Polisi, sebagai "jantung kedamaian" dalam masyarakat, juga memiliki peran vital dalam menjaga keamanan selama proses pemilihan. Kehadiran polisi bukan hanya untuk penegakan hukum, tetapi juga sebagai mediator dalam konflik. Dengan membangun hubungan yang kuat dengan komunitas, kepolisian dapat menciptakan kepercayaan yang diperlukan untuk mendukung stabilitas sosial.
Melalui edukasi, dialog, dan jaminan keamanan, semua pihak dapat bekerja sama untuk menyukseskan Pilkada yang damai. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi dan menghindari manipulasi isu yang dapat menciderai proses demokrasi. Penting bagi masyarakat untuk menghargai peran polisi dan memastikan kehormatan mereka sebagai harga mati. Tanpa dukungan dari semua elemen masyarakat, nasib demokrasi Indonesia dapat terancam.
Dengan kesadaran kolektif, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan stabil, baik dalam menghadapi isu sosial maupun dalam menyukseskan pemilihan umum yang adil dan damai. (Sejuk -red).
Posting Komentar