Penyebab Pemdes Samaturue Gagal Panen Mulai Terkuak, Sekdes Sulaeman Sebut Kata Inspektorat dan Tipikor. Ada Apa?
Sniperjurnalis.com, Sinjai- Kasus Jahe gagal Panen di Desa Samaturue Kecamatan Tellulimpoe mulai terkuak (24/12/2022)
Menurut warga setempat. Jahe gagal panen. Padahal sebesar Rp 77 juta rupiah Anggaran Dana Desa tahun 2021 di gunakan Pemerintah Desa Samaturue tujuannya untuk menyukseskan program kegiatan budidaya tanaman Jahe diatas lahan kurang lebih seluas 0,5 hektare, demikian kata, warga yang hendak ditulis jati dirinya dalam berita terkini.
Kenyataan di lokasi tanaman Jahe yang semula ditanam pihak pemerintah Desa Samaturue dengan jumlah ribuan pohon. Kini terhitung paling sedikit puluhan pohon.
Sementara itu, sebelum Palewai, SE, kepala Desa Samaturue dikonfirmasi. Yuhadi Samat, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan lebih awal berhasil terhubung melalui telepon genggam. Sabtu pagi (24/12/2022). Hanya saja. Dia, Yuhadi Samat-red belum menanggapi. Pesan konfirmasi dikirim via WhatsApp diketahui terbaca.
Demikian hal nya, Kepala Desa Samaturue, Palewai, SE tak jauh sama dengan Yuhadi Samat. Dia juga belum menanggapi konfirmasi.
Mengulit Informasi lebih lanjut, warga menaruh rasa penasaran, mengapa pemerintah Desa Samaturue gagal panen. Sedang menurut data, kegiatan budidaya tanaman jahe menggunakan anggaran kurang lebih sebesar Rp 77 juta rupiah melalui Dana Desa tahun 2021. Bagaimana perencanaan kegiatan tersebut, maupun metode yang diterapkan pemerintah Desa Samaturue saat realisasi kegiatan berlangsung.
Lantas. Apa penyebabnya sehingga Pemdes Samaturue gagal panen. Ditanyakan hal tersebut, Sekertaris Desa Samaturue, Sulaeman mejelaskan bahwa kegiatan budidaya tanaman Jahe merupakan program tahun 2021 betul menggunakan anggaran Dana Desa tahun 2021. "Bulan Oktober baru-baru ini (2022) usia tanaman Jahe tepat genap setahun, pada saat itu Jahe tersebut sudah bisa panen. Tetapi kami menunda karena harga pasaran anjlok, dalam jumlah hitungan berat satu kilogram Jahe hanya seharga Rp3000,- (tiga ribu rupiah). Karena begi sebabnya sehingga tidak di panen pada Oktober 2022. "Harga menurun", ujar Sulaeman
Penjelasan Sulaeman makin menarik. Kenapa tidak. Dia mengatakan Inspektorat maupun Tipikor telah turun ke lokasi melakukan pengecekan tetapi tidak ada temuan di sana "Jadi Pihak Inspektorat maupun Tipikor suda melakukan pengecekan di lokasi tetapi tidak adaji temuannya. Itu jahe adaji tumbuh dibawah rumput memang tidak kelihatan ki. Jadi bukan gagal panen tetapi belum dilakukan panen.", ujar Sulaeman.
Ditanya kapan terakhir dilakukan pembersihan di lokasi. Sulaeman spontan mengatakan; "sejak bulan Oktober 2022 tidak lagi dilakukan pembersihan di lokasi", jelaslnya.
Kembali ditanyakan, kapan Pemerintah Desa Samaturue menjadwalkan kegiatan panen Jahe di sana. Mengingat panen sempat ditunda. Sulaeman melanjut menjawab "bulan ini (Desember 2022) akan dilakukan panen. Intinya semua program pemerintah Desa Samaturue akan di maksimal", imbuh Sulaeman dengan nada luar biasa.
Perlu diketahui Desa Samaturue terdiri dari 4 wilayah Dusun. Lokasi 0,5 hektare lahan tanaman Jahe terletak di Dusun Korong dalam waktu dekat ini Pemerintah Desa Samaturue melangsungkan kegiatan panen Jahe seperti di katakan Sulaeman melalui wawancara sniperjurnalis.com semoga kegiatan yang dipusatkan Pemerintah Desa Samaturue tersebut berjalan dengan lancar tak kalah penting harga Jahe semoga meroket.
Perlu diketahui sejak agustus hingga Desember 2022 baru-baru ini tim sniperjurnalis.com telah memantau lokasi proyek budidaya tanaman Jahe tersebut. Disana rumput nakal tampak subur bak sarang tikus (Hama tanaman). Sampai berita ini disiarkan Inspektorat maupun Tipikor Polres Sinjai masih berupaya dikonfirmasi.
Kendati, Angin segar bagi warga masyarakat Desa Samaturue. "Bulan ini Desember 2022 Pemerintah Desa Samaturue melangsungkan kegiatan Panen Jahe", dikutip dari Kata Sulaeman (1 Tulisan)
Posting Komentar