Menyajikan Berita Akurat, Aktual dan Anti Hoax Akselerasi Tambang Di Bumi Anoa - SNIPER JURNALIS
News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Akselerasi Tambang Di Bumi Anoa

Akselerasi Tambang Di Bumi Anoa




Sniper jurnalis.com, Opini
Akselerasi Dunia Tambang mencakup Prospek mitra bisnis pertambangan nikel di Sultra dalam ketahanan sumberdaya alam bumi anoa, Sulawesi Tenggara "nampak makin tertonjol.
    Pemanfaatan nikel sebagai bahan baterai terus meningkat sejak satu dekade terakhir. 
      Popularitasnya semakin meroket pada pertengahan 2020, ketika Elon Musk (CEO Tesla) semakin agresif mengembangkan bisnisnya dalam produksi EV (electric vehicle atau kendaraan listrik).
     Ditambah, isu perubahan iklim (climate change) agar mengurangi emisi gas karbon, kebijakan green industrial revolution dari perdana menteri Britania Raya, Boris Johnson, melarang penjualan mobil baru berbahan bakar minyak pada tahun 2030, dan wacana Joe Biden, Presiden Amerika Serikat terpilih dalam pilpres AS 2020, untuk mengakselarasi transisi dari kendaraan konvensional ke EV, menjadi sentimen positif pada industri pertambangan nikel.
Tesla, perusahaan industri otomotif dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia saat ini, nampaknya menaruh perhatian yang tinggi kepada Indonesia sebagai lokasi investasi pengembangan bisnisnya. Salah satu alasan kuatnya adalah tingginya kadar rata-rata nikel di Indonesia, yaitu sekitar 1,8% (kadar rata-rata nikel dunia adalah 0,2%).
     Musk menyatakan bahwa dia bersedia membuat kontrak jangka panjang untuk membeli nikel dari perusahaan yang mampu menambang nikel dengan kapasitas besar dan peduli terhadap efek lingkungannya.
     Perusahaan-perusahaan nikel di Indonesia seperti PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), PT. Vale Indonesia, Tbk (INCO), PT. Virtue Dragon, PT. Harita Nickel, PT. Aneka Tambang, Tbk (ANTM), dan PT. Central Omega Resource, Tbk (DKFT) dapat melihat ini sebagai peluang kerjasama yang menarik.
     Musk di lain kesempatan juga menyatakan bahwa industri pertambangan nikel di Kanada juga menarik untuk dipertimbangkan karena regulasi pemerintah terhadap lingkungan yang sangat ketat. Contohnya, Giga Metals corporation memanfaatkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk supplai listriknya atau Canada Nickel company dengan komitmen zero-carbon production di mana kegiatan penambangan menggunakan shovel dan truk listrik (sumber PLTA) dan penggunaan serpentine (waste rock) sebagai absorbsi gas karbon dioksida (CO2). Namun, kadar rata-rata nikel di Kanada hanya sekitar 0,3%.
     Selain Tesla; NIO, Xiaopeng motors (XPeng), Li Auto, dan Kandi Technologies Group merupakan perusahaan asal Tiongkok yang juga memiliki perkembangan signifikan di bidang EV. Perlu disadari pula, perusahaan-perusahaan EV lainnya seperti Workhorse, Nikola, dan Greenpower maupun perusahaan-perusahaan otomotif berkapital besar seperti Toyota, Volkswagen, Daimler, dan General motors tentunya tidak akan tinggal diam menonton pertunjukan Tesla dan NIO menguasai pasar EV. Oleh karena itu, sangat memungkinkan hanya dari industri EV, demand nikel akan mengalami lonjakan di masa depan.
     Sebenarnya selain nikel, lithium juga digunakan sebagai bahan pembuatan baterai EV. Seiring berkembangnya tren EV, lithium juga terkena imbasnya secara positif.                Namun, mengutip dari nickelinstitute.org, nikel masih digunakan hingga 80% dari total komponen baterai EV, dan baterai dengan bahan nikel tersebut memiliki kapasitas penyimpanan dan densitas energi lebih tinggi. Dengan kata lain, EV dengan baterai berbahan utama nikel lebih efisien dibanding lithium. Dari aspek teknologi, nikel lebih unggul daripada lithium. Oleh Indra dapa. (Red)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar